:::::::::::::::::::::::
Sebelum ada kenangan yang paling indah setelahnya, tiba-tiba hadir seseorang yang memiliki separuh semangatku. Aku mulai percaya akan bisa memulai lagi ceritaku. Kujunjung separuh semangat yang kupunya itu sebagai awalan yang mahal untuk kubeli. Karena aku yakin ini akan kubeli dengan pengorbanan seseorang dan juga rasa sakit hati yang akan dia dapatkan.
Aku bertahan dengan segenap keacuhanku. Dia seseorang yang terlahir kuat dan berani. Itulah sebab dia bertanya kepadaku dengan kelapangan hati oleh penolakan yang pasti kuberi. Namun dia tetap bertanya dengan segenap tenaga dan kesungguhan. Berharap nasib dan keanggunanku berpihak dengan cita-cita dan impiannya. Namun sungguh, lagi-lagi ku tak bisa berpihak. Dam pengorbanan itu pun terjadi dengan halus dan anggunnya.
Pernah aku menduga, dan semua terjadi setelahnya. Bahwa pengorbanan itu terjadi dengan amat hangat. Bukan karena aku yang anggun menyusun kata akan sebuah penolakan dan permintaan maaf... Namun karena seseorang itu begitu besar memiliki kesungguhannya. Dia pasrahkan semua kepada kekuatan yang dia punya. Dia lapangkan hatinya untuk memaafkan kecerobohan ku.. Dia sungguh menyayangi aku dengan segenap maaf dan ketulusan.. Dia sungguh membuatku berani lagi, untuk merajut mimpi berbagi dengan seseorang yang kepadanya aku rela mengorbankan egoku...
:::::::::::::::::::::::
Tentang Desember 2008