Beberapa jam yang lalu, aku selesai menangis terharu. Pemutaran film berjudul "P.S. I Love You" itu telah mengembalikan aku pada berbagai ingatan akan keadaan. Semuanya dalam rentang waktu yang begitu cepat sepanjang menit-menit durasi film, namun bingkai-bingkai kenangan yang tergambar di benakku selama waktu singkat itu justru berlompat cepat dari waktu yang dua tahun lalu. Yah, dua tahun belakangan yang merubah semua ingatan yang aku punya.
Ada satu ungkapan dariku yang terpatri ketika mataku berkaca-kaca di ujung film itu. Aku membayangkan kalimat ini mengalir deras di benakku.
When you think that you have lost everything, then what made you survive is remembering the rest you have. So could you please not to lose it too much more?
Pernah memiliki ingatan tentang hari kemarin? Pernah mengingat bahwa ingatan itu adalah ingatan indah? Dan pernahkah terpikir bahwa dulu kita berusaha menyingkirkan perasaan tak enak dan tak bahagia, semata agar hanya dapat mengingat kejadian-kejadian yang menyenangkan saja? Pernah berusaha menepis ingatan pahit dan getir, lantas hanya ingin bermandi perasaan bahagia se-lama mungkin kita mampu? Karena teman, aku pun pernah demikian.
Ingatan memang sanggup menjadi bumerang yang mengukir sekaligus menyayat kita tentang bahagia dan perih kehidupan setelahnya. Ingatan yang semula adalah ingatan indah, bisa menjadi ingatan getir di tahun setelahnya. Ingatan yang semula adalah hambar, bisa menjadi amat dirindukan setelahnya. Dan ingatan yang semula enggan kita ingat karena benci, bisa saja berubah menjadi penyesalan karena kita dulu tak menggubrisnya sama sekali.
Aku bahagia memiliki ingatan. Memori dan emosi yang sempat terekam dalam peluruh penginderaanku, aku pernah memiliki waktu banyak untuk mengumpulkan semuanya. Sekalipun, pernah terpikir bahwa waktu ku takkan banyak untuk bisa melakukannya. Hitung saja, dalam setahun, barangkali hanya satu kali aku bisa mengingat semua cerita lalu ku dengan jelas.
Di antara sedikit waktu yang aku gunakan untuk mengingat itu, hanya sedikit yang pernah kubumbui dengan syukur dalam hidupku sejak kelahiranku, 26 (dua puluh enam) tahun lalu. Aku beruntung masih memiliki usia ketika aku mengingat semua hidupku dengan syukur itu. Aku beruntung masih mengenangnya dari atas bumi dengan fisik yang tak cacat satu apapun. Entah dengan beberapa tahun ke depan nanti, mungkin ketika aku mulai keriput menua, mungkin ketika aku mulai kehilangan humorisku karena aku mulai menjadi ambisius, atau mungkin ketika nanti aku mulai jadi wanita kaya dengan penyakit komplikasi di mana-mana? Ah, itu masih jauh, aku makin bersyukur dengan kesempatan mengingat (dengan syukur) yang aku punya sekarang.
Tuhan, kenapa semua kepahitan kau timpakan padaku? Tidakkah cukup semua kehilangan yang aku punya? Tidakkah kau lihat aku cuma meminta sedikit padamu dahulu. Kenapa semua tak bersisa sekarang?
Kalimat doa yang seperti itu pernah aku ucapkan dalam hati. Dalam tidur bergelung dengan air mata kekecewaan. Aku mencari kesalahan dari nasib dan kesialan. Aku tidak bisa bilang kali itu aku adalah Atheis, karena nyatanya aku masih menyalahkan Tuhan yang artinya aku mengakui keberadaanNya. Di saat seperti itulah aku mengingat hal-hal menyenangkan ketika memiliki segalanya. Dan ketika aku makin mengingatnya, aku makin menyalahkan karena ada yang merenggutnya dariku. Aku marah, aku benci ingatan itu. Aku benci mengingat pernah punya semuanya.
Tuhan, mungkinkah ada tanda yang tidak aku kenali ketika memiliki segalanya itu? Mungkinkan Kau sudah membubuhi macam-macam tanda ketika aku memiliki segalanya kemarin itu? Sedangkan aku hanya tak melihat dan teliti memeriksa tanda-tanda Mu itu waktu itu? akibat terlalu lena kah? Mungkinkah aku yang terlalu bodoh dan lamban membaca tanda-tanda darimu bahwa Kau akan merenggut segalanya dariku?
Begitulah, aku mulai menyalahkan diri sendiri. Awalnya menyakitkan jika harus menyalahkan diri sendiri. Seolah pelan-pelan menyayat kulit sendiri. Perih, kesal, dan merasa kehilangan kepercayaan diri. Menjadikan kita murung akan siapa kita, menjadi aku lebih layu melihat bayangan cermin sendiri yang sia-sia.
Namun, sensasi setelahnya sungguh luar biasa. Aku takkan bisa lupa itu. Sensasi yang lebih bersifat menerima. Bukan mengalah, tapi benar-benar menerima. Aku menerima semua kesalahan datangnya dari aku semata. Yah, jika Tuhan berkehendak apa, memang kita atau orang lain takkan bisa menghentikan. Jadi kini bukan perkara salah siapa lagi. Tapi ketika kita memulai dengan mengakuinya sebagai salah kita sendiri, maka perdamaian berikutnya amat berjalan indah. Aku tak perlu mencari salah siapa lagi, bukan? Aku tersenyum dalam doa ketika menanyakannya pada Tuhan.
34 comments:
sesungguhnya Allah menuruti prasangkaan hambanya.Kalau kita berprasangka baik,maka baiklah jadi.Tapi bila kita berprasangka buruk,maka buruk juga hasilnya.salam kenal ya.kalau ada waktu kunjungi blog saya ya
http://edyirawannasution.blogspot.com
sebagus itukah filmnya sampai termehek2 gitu mabk? :D
Kunjungan dan tendangan balik.. hehehhe..
salam sobat
mengharukan ya filmnya,sampai menangis.
trims visitnya ke Saudi Arabia.
nice
btw, potonya dan kumpulan kata2 disampingnya keren bgt
jadi ... setelah nonton ini..mbak mau nikah?
@i-one : ah, nasehat itu,, sungguh bijak dan mengingatkan akan nasehat yang selalu kurindukan T_T
@sky : bukan termehek, cuma terharu,, hehehe
@aini : makasih banyak yah ^_^
@mba nura : salam untuk saudi arabia sana ^^
@depz : aku terharu mas memperhatikan itu,,, hehehe,,, itu adalah sebaris dua baris karya dalam bingkai ^_^
@sky : wah wah,,, gak perlu nonton ini juga, aku ingin sekali bisa segera,,, hihi ^_^
amin ya rabbal alamin ^_^
wah,novelnya aja keren.
@mb fanny : yup,,, kudengar memang bgitu ...
Aku juga sering lho teringat kejadian2 silam yang menyakitkan hati dan perasaan ini. Kadang sering bertanya, mengapa begitu perih yang aku tanggung dalam hidup. Sudah berusaha melupakan dan berusaha berpikir positif, tapi lebih banyak gagalnya
mas Ivan : yap, manusia memang ditakdirkan untuk menerima kesulitan lebih banyak daripada menerima kemudahan.... ^^
saya kagum sama foto ilustrasinya, foto sendiri ya?
@mas Joe : iyah itu foto di ambil oleh saya sendiri.... boleh dikunjungi koleksi foto saya mas di wiedphotoportfolio.blogspot
makasih yah mas joe untuk apresiasinya
heuheu jadi ingt lagi film itu
kita diberi Allah pikiran dan ingatan untuk dipergunakan sebaik mungkin.
so... remember HIM
eeeeh komenku kagak nyambung abeees dah
@archer : hehehe, udah nonton nih pastinya
@bang atta : hihi.... ini kok ndak nyambung,,, ahahaha
Film yang mana tuh? au jadi penasaran...
salam kenal yah...
au harap mau mampir di rumah persahabatanku
http://f4dlyfri3nds.blogspot.com
When you think that you have lost everything, then what made you survive is remembering the rest you have. So could you please not to lose it too much more..
bagus ya kata2nya.. sudah kehilangan segelanya, yang membuatmu mampu bertahan adalah mengingat apa yang tersisa. dijaga jangan sampai kehilangan lebih banyak lagi..
setiap orang pernah kehilangan, termasuk aku.. sekarang kujaga apa yang kupunya..
thanks Qoute nya
cari kasetnya ahhh
@f4dly : wah filmya diangkat dari novel lama.. ini bukan film baru kok, sila dicari pasti ketemu..
@Geafry : aku juga ingin bisa menjaga apa yang masih tersisa dan bahagia untuk sisa itu ^^
@tukangcolong : hahaha, si abang emang dari dulu paling kocak, pasti langsung yang dicari KASET nya.. haduh duh duh
hmm,,tipe malankolis nie,,smpai mnghayti bnget,,hehe
@rez : hihihi... daku bisa terhanyut banget nih kalo ama tontonan , hihihi
Saya jadi penasaran pengen melihatnya..sepertinya bagus.
Pengalaman lama emang sulit untuk di lupakan apalagi di dukung dengan hal2 yang membuat kita mengingat kembali. Tapi yakinlah karna yang di hadapan kita sekarang itu mungkin yang lebih baik buat kita.
:) jangan sampe karena kita kehilangan sesuatu/seseorang, kita jadi gak bersyukur sama apa yg kita punya & apa yg menanti di depan kita ya ^^
pasti ada kebahagian lain yg menanti...
@Ibu Dini : iyah bunda, cuma itu satu2 nya keyakinan yang mendamaikan batin sayah ^_ terimakasih yah sudah diingatkan lagi untuk bersyukur.... Ohyah,,, nonton ini mungkin sekedar untuk mengambil positifnya, ada cukup banyak yang bisa di pelajari disini ^^v
@tea-coffee : iyah, aku pengen belajar untuk menjaga apapun yang ada didepanku,,, berat dan tak mudah, tapi aku mau ah lebih berusaha ^^v... blog kamu keren, aku baru aja ke TKP dan langsung follow ^_^ makasih yah
mksih yah atas kunjungannya di rumah persahabatanku
" Tuhan, mungkinkah ada tanda yang tidak aku kenali ketika memiliki segalanya itu? Mungkinkan Kau sudah membubuhi macam-macam tanda ketika aku memiliki segalanya kemarin itu? Sedangkan aku hanya tak melihat dan teliti memeriksa tanda-tanda Mu itu waktu itu? akibat terlalu lena kah? Mungkinkah aku yang terlalu bodoh dan lamban membaca tanda-tanda darimu bahwa Kau akan merenggut segalanya dariku? "
Seringkali, Allah memberikan tanda peringatan sebelum sesuatu yang besar terjadi. Namun seringkali pula, hati yang terlena kemilau dunia tak mampu menangkap tanda kasih sayang yang Allah berikan.
Ya Allah, dekatkanlah aku dengan segala sesuatu yang mendekatkanku kepada Mu
Dan jauhkanlah aku dari segala sesuatu yang menjauhkanku dari Mu...
@f4dly : sama sama sahabat ,,, semoga kampanye persahabatanmu terlaksana indah
@Kang Abi : amin... senang sekali kita bisa berdoa bareng-bareng disini, semoga barokah ^^... salam kang ^^
tak ada duka bila hati bersandar pada-Nya
@ali : terimakasih untuk ingatan yang berharga ini ^^
aku juga pas nonton film itu gak bisa berhenti nangis!!!
hehehehhee
settingnya bagus banget, waktu mereka pertama kali bertemu itu, lokasinya indah sekali yaaaa
@mba Elsa, ngomong2 soal lokasi yang bagus, sebenernya cantik banget lokasi yunani di film Sisterhood on the Travelling Pant ^^, bagus juga itu lokasinya....
Post a Comment