Posting Berikutnya!

Semoga tetap sabar menunggu posting setelah ini... Oh yah, kalau sempat,,, boleh tengok2 fotoku di Tumblr.. barangkali kalian suka ^_^

Jangan lewatkan !!

Sunday, May 20, 2012

Film : Love, Wedding, and Marriage



Siang ini, sesampainya aku di jakarta, tiba-tiba dikejutkan dengan wajah Mandy Moore di layar televisiku. Sudah lama rasanya tidak melihat wajah yang melow di kisah romantis "A Walk To Remember" ini.


Judul film ini, semakin mengundang tanya tentang filosofi cinta yang ingin disampaikan film non-serius ini. Dan mandy tampil berbeda dengan rambut gelap dan badan berisinya.


Mandy memerankan seorang terapis pernikahan bernama Ava Dalton. Ava yang serba dikenal sempurna dalam pernikahannya, harus panik dan terobsesi ketika mendengar bahwa ayah ibunya terancam akan bercerai.


Dialog pertengkaran Ava dan suaminya, Charlie.

"Siapa yang kamu perjuangkan, aku atau pernikahan kita?"

"Bukankah itu sama saja?"

"Tidak. Itu berbeda. Kamu memperjuangkan pernikahan kita terlihat sempurna agar orang lain membenarkan terapi yang kamu berikan pada mereka."


Dialog Ava dengan ayahnya.

"Ibarat anggur terbaik.

Dia tidak diberi air, melainkan diberi panas matahari terus menerus. Untuk memisahkan yang terkuat dari yang terlemah. Cinta terkuat bertahan di saat terburuk... "


Dialog Ava dengan adiknya yang badung, Shelby.

"Aku tahu ava dalton tidak sempurna dan aku mengetahui itu selama 25 tahun kita bersaudara, dan kurasa kau harus membiarkan orang lain mengetahuinya."


Published with Blogger-droid v2.0.4
»»  read more

Wednesday, May 16, 2012

Film : Ramona and Beezus

Melihat kelucuan dan kelincahan seorang gadis kecil bernama Ramona ini benar-benar mengingatkanku akan sosok Mei dalam anime Tottoro. Lucu, energik, dan hiperaktif...


Entah bagaimana, apa yang disentuh dan dikerjakan si kecil Ramona selalu berujung pada keonaran dan kekacauan. Tapi si kecil Ramona tidak pernah berkecil hati. Dia selalu terobsesi akan pemadam kebakaran.


SCENE FAVORITKU ?


Ditemani ayahnya yang pengangguran karena baru kehilangan pekerjaannya, Ramona menggambar dengan krayon warna, diatas gulungan kertas yang disebutnya gambar terpanjang di dunia.


SIAPAKAH BEEZUS ?


Berbeda dengan sang adik (Ramona), Beezus adalah remaja cantik yang sangat manis. Beezus seringkali menjahili adiknya, tapi ia selalu mengagumi spontanitas dan keberanian Ramona.


© widyarin kusumaningtyas


Published with Blogger-droid v2.0.4
»»  read more

Wednesday, May 9, 2012

Satu Hari yang Kusyukuri




Hari ini aku merasa sangat beruntung... Akhirnya aku akan punya kesempatan lebih dalam menulis blog atau miniblog.

Hari ini, aku mulai ditemani android mobile. Dengan kepraktisan dan kemampuan teknologinya, aku bisa memiliki peluang lebih baik dalam menuliskan rekaman cerita dan imaji yang kupunya.

Kawan pembaca, bisa dibilang untuk saat-saat belakangAn ini, aku memang lebih banyak menghabiskan waktuku di tumblr blog. Mungkin karena fitur social networknya lah yang banyak memberi kemudahan dan kesempatan luas untuk berinteraksi.

Salam sore kawan, semoga senja kalian dan hari hari setelahnya, menjadi hari-hari terbaik kalian juga.

Published with Blogger-droid v2.0.4
»»  read more

Friday, May 4, 2012

Aku Ingin Jadi Ratu untuk Duniaku


Kali ini aku menulis ditemani musik dari "Bonita and The HusBAND yang berjudul Pesan untuk Pram. Tadinya mau memutar lagu dari Efek Rumah Kaca, tapi sepertinya lagi rindu dengan suara ibunda Bonita yang ini. ^__^
-----
Jika ada satu orang yang kudengarkan menyatu dalam aksinya dan profesinya, aku mengagumi Bonita juga lho. Dia punya suara yang menularkan kesejukan dan kehangatan, dia juga punya keluarga yang terekspos dengan ketulusan. Bonita, lagu Pram yang ini sungguh sering menjadi penghantar tulisan-tulisanku. ^__^
------
Terbayang tidak? Seandainya kita bisa menemukan apa yang paling membuat kita bahagia dalam melakukannya. ENtah itu hobi atau karir. Jika kita bisa menemukan hasrat di atasnya, maka terpancarlah energi yang berkali-kali lipat sebagai hal positif. Tanpa berusaha dengan terlalu terkesan berusaha, kita bahkan mampu menghipnotis pendengar kita seolah sukacita menceburkan diri mereka pada dunia kita. Imajinasi kita yang liar merayu mereka, dan energi penjiwaan kita yang menggebu seperti mengajak mereka bersenang-senang dengan dunia kita.
-----
Aku selalu ingin menjadi seperti itu. Aku selalu ingin menjadi yang berkisah dengan sepenuh hati. Aku selalu ingin bisa mengeluarkan apa yang aku pikirkan di kepalaku, yang aku degupkan di debaran hati ini, dan apa yang memompa jantungku semakin cepat di dada ini. Aku tidak ingin menjadi siapa-siapa selain siapa aku sendiri. Ingin bisa menyampaikan bahwa aku adalah ratu atas sebuah dunia. Bahwa aku memiliki dunia kekuasaan yang pantas disinggahi. Aku ingin sepenuh hati mengenalkannya tanpa takut. Aku ingin menjadi ada dan berarti, untuk sebuah dunia, apapun dunia itu.
-----
@wiedesignarch
-----
"Kesulitan tak pernah menjadi sesulit ini manakala hati ikut menjadi partner dalam menjalaninya" |  Adenita; 23 Episentrum; Hal:16.
»»  read more

Menulis Posting Demi Pencerahan


Sesuatu yang aku sadari dengan tulisan postinganku belakangan ini. Kadang dimulai dengan ngelantur, kadang pulang dimulai dengan kata acak. Yeah well, bisa dibilang, ini sangat diluar pola menulis posting yang biasa aku lakukan.
---
Pernahkah kalian membayangkan, aku selalu membawa kertas kecil dan drawing pen ketika di angkutan umum. Aku mencoret-coret bubble skematik tentang hulu dan hilir dari setiap tulisan pendekku. Segala dimulai dari sebab dan alasan, lalu terbentuk suatu keputusan dan tujuan di ujungnya. Bulatan/bubble, tanda panah, dan garis bawah; secara serius aku coretkan membentuk skema di kertas kecilku. 
---
Tapi entah sejak kapan baru-baru ini, aku melepasnya sama sekali. Tidak ada kertas, atau drawing pen. Yang ada hanya layar hape atau laptop, yang bisa kuisi dengan apa saja kata-katanya. Dan satu lagi, aku mem-peka-kan diri pada tulisan buku dan subtitle film-film di channel TV. Mungkin ini bukan cara pintar sama sekali, tapi justru itu bagusnya. Aku mengikhlaskan diri menjadi bodoh kembali. Menyerap sekuat-kuatnya, tanpa ketakutan akan salah yang ditemukan pembacaku nantinya. Bisa dibilang, aku sedang bosan menulis kebenaran menurut kotak-kotak persepsi pembaca. Menulisku, adalah caraku membuka semua pintu yang selama ini aku tutup rapat demi menjadi terlihat pintar.
---
"Membiarkan harinya berjalan tanpa dikejar waktu. Ia berdoa agar perjalanannya kali ini bisa mencerahkan hatinya. Ia sudah berjanji akan memberikan perhatian kepada apapun yang ada di dekatnya. Ia akan berbicara pada orang yang tak dikenalnya, sesuatu yang tidak pernah ia lakukan selama ini. Terkadang berbahaya memang bicara pada orang tak dikenal. Tapi justru pada saat itulah, hati akan belajar melakukan sensor." | Adenita; 23 Episentrum; Hal:97.
»»  read more

Mencairkan Hati dengan Mendengar dan Melihat


Pernahkah kita merasa, bahwa kita terlalu mudah menebak kegiatan hidup kita, kemudian mulai terbiasa untuk nyaman dengan perolehan kita setiap harinya. Entah itu perolehan jasmani, ataupun perolehan peningkatan eksistensi sosial. 
---
Kita menjalani hari, dengan lebih mudah mengontrol waktu 24 jam, lebih tepat mengetahui cuaca lewat ramalan, dan lebih uptodate dalam penyerapan informasi dan komunikasi. Dan tanpa sadar, semua jadi seperti sudah tersedia di depan mata. Kita pun, terbiasa untuk beradaptasi dan menjadikannya sebagai rutinitas tanpa kejutan.
---
Dalam kondisi nyaman seperti itu, pernah terpikir bagian apa dari diri kita yang semakin lapar dan melemah? Ia adalah hati, nurani, dan insting berjuang. Bahkan, dramatisnya, hati dan nurani paling rapuh itu, terbungkus kebutuhan jasmani yang berlapis-lapis. Bayangkan, setiap hari kita semakin bisa mengatur kebutuhan duniawi, dan kita semakin bisa mengkalkulasikan pemenuhannya di setiap tingkatan. Orang miskin semakin memenuhi kebutuhan hidupnya (dalam hal ini adalah nyawa), dan orang kaya semakin rajin menghitung investasinya yang berpangkat-pangkat.
---
Hati, benda itu bernama hati. Benda itu, berdetak dan semakin melemah. Ia lemah karena kenyamanan dalam bungkusan benda lain. Ia lemah karena tidak menggunakan syaraf-syaraf keikhlasan tentang gagal dan jatuh. Ia lemah karena tidak menumbuhkan syaraf perduli dan peka pada hal-hal sederhana. Benda bernama hati itu, kini seperti janin yang tertidur kembali dalam rahim tebal bernama kemapanan, bernama kebutuhan raga.
---
Hati kita, patut diajak berdialog. Diajak bercengkrama dan berdebat. Perdebatkan ia dengan kekritisan dan uji kepekaan. Kenapa manusia kini lebih pandai berpolitik dan mendebat atas nama negeri, sementara mereka tidak pernah memperdebatkan batinnya, nuraninya. Bukankah hati lebih dulu datang sebelum kebutuhan. Bukankah hati juga yang lebih dulu datang sebelum kematian? Hati, ajaklah ia lebih sering ke kancah pertunjukan. Lemahkan ia sesegera mungkin. Dan kuatkan ia sesering mungkin. Karena dengan mudah ditebaknya perjalanan menit ke jam, hati menjadi malas dan tertidur. Perlahan, kita tergantikan oleh robot dan program. Yah, mereka efisien, dan tidak mengandung kesalahan / kriminal emosi.
@wiedesignarch
---
"Mungkin... gue perlu orang yang bisa mencairkan hati gue yang udah keras ini. Gue perlu melihat lebih banyak. Mendengar lebih banyak." | Adenita; 23 Episentrum; Hal:96.
»»  read more

Thursday, May 3, 2012

Kata-kata Yang Tidak Berhingga


kata kata, selalu mengandung makna yang tidak bisa dihentikan pada jumlah angka, atau juga jumlah huruf itu sendiri... kata-kata, adalah hal yang membuat kita mensyukuri dunia ini dan berani menghadapi dunia ini... 
---
@wiedesignarch
»»  read more

Menghakimi Diri Sendiri adalah Penghancuran Diri


Ada satu quote dari sebuah film romantic ala Manhattan yang satu  ini. Sebuah pernyataan yang mendasarkan pada bagaimana kebanyakan orang menghakimi lingkungan dan diri mereka sendiri. 
---
Lupakan tentang apa yang seharusnya kita tahu benar, dan apa yang seharusnya kita pahami itu salah. Lupakan tentang benar dan salah. Tapi, aku pribadi, seringkali memutuskan sendiri secara sepihak tentang siapa aku. Kadang-kadang aku sakit hati dengan bagaimana orang lain menilai keterbatasan dan ketidakmampuanku, tapi kadang-kadang aku menjadi terlalu santai dengan kipasan sanjung orang lain tentang diriku sendiri. Ada banyak yang aku anggap memujiku, menaruh harapan besar pada kepribadianku, dan menyandarkan kisah semata ingin aku mengatakan tanggapanku secara personal. Ada juga yang menertawakan kebodohanku, mempermainkan kecanggunganku, dan berkata sinis tentang caraku memakai kosakata.
---
Setiap reaksi itu, melahirkan keputusan dan penilaian aku tentang siapa aku. Aku menghakimi diriku sendiri. Aku mengambil keputusan tentang seharusnya aku bertindak apa, penegasan apa yang harusnya aku tonjolkan, sikap apa yang harusnya aku miliki untuk "kepribadianku" (menurut penilaianku sendiri).
Tidak tahu, alasan apa yang aku ingin capai dengan postingan ini. Selain aku ingat satu hal : aku selalu bersabar sampai penghabisan tentang bagaimana atasanku bisa membaur denganku untuk mengoptimalkan performa terbaikku di lingkungan kerja dan karirku. Tapi anehnya, aku seringkali terlalu cepat membiarkan diriku sendiri memutuskan siapa aku dengan manuver-menuver ekstrim.
---
Kalau kalian sadar, dua hal di atas itu merupakan paradoks terbesar dalam pembentukanku. Ada yang menguatkan aku pada posisi rendah hati dan menunjukkan ketekunan, tapi ada yang menghancurkan diri sendiri dengan keputusan emosional yang cenderung sulit dikontrol. Dua paradoks ini, mungkin dialami orang lain juga. Dan aku, sekarang pada tahap ingin mengenali semua "penghancuran diri" yang pernah aku patenkan dalam diri sendiri ini. 
---
@wiedesignarch
------
"Pekerjaan kita tidak menentukan siapa diri kita yang sesungguhnya. Yang menentukan siapa kita, adalah ketika kita bangkit dari satu kejatuhan." | Maid in Manhattan, a movie stared by Jennifer Lopez.
»»  read more

Wednesday, May 2, 2012

Alasan Tentang Memilih Seseorang Itu




Tidak pernah menyangka, suatu hari menemukan paragraf praktis dan anti-mendayu, yang menyampaikan inti dari semua maksud dan tujuan kita memilih pilihan kita tentang seseorang. Yah, tentang seseorang yang memang kita pilih sebagai teman dan sahabat sampai menjadi tua. Teman bersandar, teman berkasih sayang, teman mengarungi ujian terberat, dan teman menaklukkan dunia dan cita. Teman hidup, sekaligus teman berpasangan jika itu untuk kisah ini.


Membaca kutipan atau penggalan kisah ini, semua semakin jelas mencuat keluar dari ambiguitas. Keluar dari kepura-puraan dan tulus mengakui kebutuhan akan seseorang. Tidak melebih-lebihkan pendambaan, juga tidak terlalu banyak mencari perumpamaan. Hanya kalimat praktis, yang intinya, kita perlukan seseorang yang bisa memberi kita sudut pandang yang berbeda tentang memaknai hidup kita. Sendiri, mungkin kita berusaha keras untuk membentuk pandangan. Tapi bersama dia, kita lebih punya alasan untuk menoleh dan menggunakan posisi pandang yang berbalikan sekalipun. 

@wiedesignarch
------
"Orang lain menganggap hidupnya serba sempurna. Baginya, ini adalah kebahagiaan semu. Ia ingin merasakan cinta. Ia ingin tembok arogansi dalam dirinya runtuh. Ia rindu merasakan kehangatan hatinya. Rindu untuk merasa pilu melihat korban gempa, rindu untuk merasa iba pada seorang ibu yang menggendong anaknya di pinggir jalan. Ia merasa rindu untuk menangis haru karena bahagia. Ia rindu pada perasaan seorang manusia yang perduli." | Adenita; 23 Episentrum; Hal:94
»»  read more

Playboy Labil yang Sempat Jadi Inspirasi



Inget banget aku dulu, pas masa kuliah tahun 2003an, aku kenalan di dunia maya sama cowok band yang namanya Gilang (samaran dari Gigi Ilang). Kenalan via dunia maya ini, berujung pada persahabatan virtual lho selama 2 tahun. Dua tahun kami cuma saling punya nomor hape dan enggak pernah sekalipun niat buat ketemuan satu sama lain. 

Gilang ini orangnya ngaku playboy, itu juga alasan aku gak pernah kepikir sama sekali buat ketemuan. Orangnya cuma pernah aku lihat fotonya by email (tukeran foto pas masa MIRC masih populer banget (tsah, jadul beut).

Bener aja! Pas sekalinya kita ketemuan, doi pasti dan selalu bilang gini ke aku: "kenalin aku ke cewek cantik dunk. Pasti ada kan temenmu yang lagi jomblo." Selaluuuu begitu. Bahkan kalau saja hapeku waktu itu bukan monokrom, dijamin pasti dia udah lihat-lihat galeri foto hape sambil nanya "ini siapa? cantik" atau "ini kok manis yah, kenalin dunk ke cewek ini." Hufft... temen yang klise, yang sama sekali gak mau aku kenalin sama kawan2 kampusku.

Yeah, gimanapun juga, Gilang ini orangnya gak bisa bohongin aku juga. Orangnya gak tegaan tapi suka bikin ilfil cewe yang lagi bosen dipacarin dia. Belom lagi, orangnya juga terlalu gampang galau kalo lagi jomblo bentar. Belum lagi, dia juga orang yang sering terlalu sering njadikan aku tempat sampah buat curhatannya selagi jomblo. Kalo aku sih, yah sabar2in, kadang malah kebawa simpatik dan kasihan ama kondisi dia yang labil gitu.

Bisa dibilang, dia cowo pertama seumur2 hidup aku masa itu, yang bikin aku dapet banyak puisi, lagu, dan sajak. Bisa dibilang, diaryku masa itu lagi penuh2nya. Dan bisa dibilang juga, dia satu inspirasi yang paling besar buat jadi sejarah awal aku menulis romantika. Anaknya emang terbilang tega karena ngacuhin ke"cewek"anku. Tapi juga bisa dibilang lucu, karena entah apa rapuhnya banyak mengilhami tulisanku.

Sekarang, doi udah merit. Dan alhamdulillah banget. At least, setelah merit, dia gak bikin kupingku panas lagi dengan bilang "kenalin aku sama cewek cantik dunk, temenmu ato sapa kek!" #geram
@wiedesignarch
------
"cinta itu jorok... Dia ada di mana aja, enggak kenal tempat. Siapa tahu cocok. Buka mata, buka hati... rasain di sini," kata Oki sambil menaruh telapak tangan kanannya di dada.  |  Adenita; 23 Episentrum; Hal:92
»»  read more
My Room (42) Curhat (21) Ribet (21) Bacaanku (20) Teman2ku (20) Quote (16) Love (14) MyProsa (14) Jalan-jalan (11) Arsitektur (9) Islamic (9) Bioskop (8) Memotret (5) Bernyanyi (3) Design (3) Year Ended (3) Akubaru (2) Movie (2) UlangTahun (1)
My photo
Di blogger world ini, aku cuma ingin merekam karya, merekam persahabatan, dan merekam proses kehidupanku. Semoga semua bersedia berbagi bersamaku dan blogku. ^_^