Posting Berikutnya!

Semoga tetap sabar menunggu posting setelah ini... Oh yah, kalau sempat,,, boleh tengok2 fotoku di Tumblr.. barangkali kalian suka ^_^

Jangan lewatkan !!

Friday, May 4, 2012

Mencairkan Hati dengan Mendengar dan Melihat


Pernahkah kita merasa, bahwa kita terlalu mudah menebak kegiatan hidup kita, kemudian mulai terbiasa untuk nyaman dengan perolehan kita setiap harinya. Entah itu perolehan jasmani, ataupun perolehan peningkatan eksistensi sosial. 
---
Kita menjalani hari, dengan lebih mudah mengontrol waktu 24 jam, lebih tepat mengetahui cuaca lewat ramalan, dan lebih uptodate dalam penyerapan informasi dan komunikasi. Dan tanpa sadar, semua jadi seperti sudah tersedia di depan mata. Kita pun, terbiasa untuk beradaptasi dan menjadikannya sebagai rutinitas tanpa kejutan.
---
Dalam kondisi nyaman seperti itu, pernah terpikir bagian apa dari diri kita yang semakin lapar dan melemah? Ia adalah hati, nurani, dan insting berjuang. Bahkan, dramatisnya, hati dan nurani paling rapuh itu, terbungkus kebutuhan jasmani yang berlapis-lapis. Bayangkan, setiap hari kita semakin bisa mengatur kebutuhan duniawi, dan kita semakin bisa mengkalkulasikan pemenuhannya di setiap tingkatan. Orang miskin semakin memenuhi kebutuhan hidupnya (dalam hal ini adalah nyawa), dan orang kaya semakin rajin menghitung investasinya yang berpangkat-pangkat.
---
Hati, benda itu bernama hati. Benda itu, berdetak dan semakin melemah. Ia lemah karena kenyamanan dalam bungkusan benda lain. Ia lemah karena tidak menggunakan syaraf-syaraf keikhlasan tentang gagal dan jatuh. Ia lemah karena tidak menumbuhkan syaraf perduli dan peka pada hal-hal sederhana. Benda bernama hati itu, kini seperti janin yang tertidur kembali dalam rahim tebal bernama kemapanan, bernama kebutuhan raga.
---
Hati kita, patut diajak berdialog. Diajak bercengkrama dan berdebat. Perdebatkan ia dengan kekritisan dan uji kepekaan. Kenapa manusia kini lebih pandai berpolitik dan mendebat atas nama negeri, sementara mereka tidak pernah memperdebatkan batinnya, nuraninya. Bukankah hati lebih dulu datang sebelum kebutuhan. Bukankah hati juga yang lebih dulu datang sebelum kematian? Hati, ajaklah ia lebih sering ke kancah pertunjukan. Lemahkan ia sesegera mungkin. Dan kuatkan ia sesering mungkin. Karena dengan mudah ditebaknya perjalanan menit ke jam, hati menjadi malas dan tertidur. Perlahan, kita tergantikan oleh robot dan program. Yah, mereka efisien, dan tidak mengandung kesalahan / kriminal emosi.
@wiedesignarch
---
"Mungkin... gue perlu orang yang bisa mencairkan hati gue yang udah keras ini. Gue perlu melihat lebih banyak. Mendengar lebih banyak." | Adenita; 23 Episentrum; Hal:96.

8 comments:

Fahrie Sadah said...

Melihat dan mendengar lebih banyak, lalu mengkaji dan mentadabburi apa yang dilihat dan didengar, ini memang resep untuk melembutkan hati ... (Ibnu gayyim aljauziah)

W i e d e s i g n a r c h said...

terimakasih untuk anjuran dan keramahannya juga ^____^

Rawins said...

kan kata sherina kecil juga
lihat segalanya lebih dekat
dan kau pun mengerti...

W i e d e s i g n a r c h said...

oh yah? sherina bilang begitu.. ah, aku mau buka yutub... mau nonton sherina lagi ah ^___^

Perawatan kulit ala herbal said...

youtube bisa mengobati rasa kangen juga..hehe...secara kan sherina udah gede sekarang

Obat Ambeien said...

w3waw blog ini sangat keren asyik bacanya

outbound training malang said...

salam sukses gan, bagi2 motivasi .,
Hargailah hari kemarin,mimpikanlah hari esok, tetapi hiduplah untuk hari ini.,
ditunggu kunjungan baliknya gan .,.

arya.poetra said...

Minal Aidin wlfaidzin.. Ketupaaaaatt.. :D

Post a Comment

My Room (42) Curhat (21) Ribet (21) Bacaanku (20) Teman2ku (20) Quote (16) Love (14) MyProsa (14) Jalan-jalan (11) Arsitektur (9) Islamic (9) Bioskop (8) Memotret (5) Bernyanyi (3) Design (3) Year Ended (3) Akubaru (2) Movie (2) UlangTahun (1)
My photo
Di blogger world ini, aku cuma ingin merekam karya, merekam persahabatan, dan merekam proses kehidupanku. Semoga semua bersedia berbagi bersamaku dan blogku. ^_^