Hm, jika seandainya kita menjadi kura-kura, aku penasaran bagaimana kelanjutan dari berpikir untuk mengikuti lomba maraton dengan si kancil, gajah, dan jerapah.
Bayangkan, satu malam, kita si Kura-kura sedang berpikir keras untuk marathon esok pagi hari di rimba hutan , menuju finish di air terjun dengan pelangi jam delapan pagi. Sementara waktu yang kita miliki tak berbeda dengan waktu manusia, 24 jam dari malam hingga malam hari lagi. Lalu kita si Kura-kura berpikir betapa klise hidup kita dan pertandingan esok karena lawannya itu-itu lagi yang artinya mungkin pemenangnya itu-itu lagi.
Jika aku dan kamu adalah si Kura-kura, apa yang akan dilakukan untuk esok ?
- si Kura-kura bangun di dini hari nan gelap dan melakukan start marathon sendiri sejak jam 3 dinihari. Lebih baik mengejar ketertinggalan awal dengan memulai momentum awal jauh lebih dulu. Semua itu, demi harapan besar mencapai finish sebelum jam delapan pagi.
- si Kura-kura dengan percaya diri memulai start bersamaan dengan lawan lain, yaitu ketika matahari terbit. Bersama-sama, beramai-ramai. Dan di tengah pelarian marathon itu, si Kura-kura leluasa mengantongi dan mengumpulkan aneka buah dan makanan lezat yang ditemui di tempat rahasia hutan. Semua demi dipamerkannya hasil "panen" dadakannya itu, didepan lawan lain yang pasti menunggunya dengan jenuh.
Kura-kura, lamban tapi tak perduli. Kura-kura hanya ingin jadi pemenang. Hanya saja, kemenangan apa yang pantas bagi seekor Kura-kura yang klise ini. Kemenangan karena perjuangan lebih dahulu, atau kah kemenangan karena mampu berbagi?
0 comments:
Post a Comment