Cerita yang Senang Kuceritakan

Pernah punya ingatan tentang siapa dan bagaimana diri kita sendiri? Dalam rangkaian posting ini, aku ingin mengingat siapa dan bagaimana aku pernah memiliki cerita tentang aku. Semua karena satu quote yang tertulis di depanku :

Satu hal yang selalu benar, yaitu waktu yang kita buang takkan mungkin diperoleh kembali.

Yah, kalimat ini bisa memutar ulang ingatanku kepada tahun-tahun yang sudah habis terpakai oleh aku dan usiaku hingga kini.

AKU DAN SERAGAM PUTIH MERAH

Aku ketika itu merupakan seorang anak dengan mulut besar. Gemar membual dan menghasut teman-teman sekelasku dan teman mainku. Ketika aku membual, aku menikmatinya karena teman-teman sekolahku percaya bahwa aku bisa bertemu bidadari penyihir di jam istirahat sekolah. Teman-teman dengan tidak tahunya, mudah untuk percaya bahwa aku bisa sembunyi-sembuyi di jam istirahat untuk bertemu penyihir cantik. 

Aku juga suka menghasut, karena teman-temanku yang nampak terlalu akur justru membuat aku ingin merusak ketenangan. Begitulah aku selalu menghasut agar teman yang satu membenci teman yang lain. Adu domba pun sering aku lakukan dan bisikkan di telinga mereka. Dan, mereka dengan ketidaktahuan pun percaya akan hasutanku.

Aku sering menantang duel teman-teman laki-lakiku. Semua karena aku melihat laki-laki bisa semangat jika ditantang berduel di tengah lapang atau di jalan. Aku senang ketika mereka dan aku saling maki dengan menyebut nama orang tua kami masing-masing yang merasa ditakuti di daerah kami. Aku bahkan banyak membawa pulang pasien gratis untuk ibuku (dokter) dikarenakan luka mereka yang parah akibat seranganku (batu, kayu, atau kerikil).

AKU DAN SERAGAM PUTIH BIRU

Aku pindah ke kota lain dari tempat kecilku sebelumnya. Di kota baru itu, sebutlah jakarta, aku berniat untuk menjadi anak baik demi orang tuaku yang ingin aku jadi anak baik dan penurut. Aku mulai mengurangi teman mainku yang aku tahu pasti menggodaku untuk menjahili atau memusuhi mereka. Jadi aku putuskan untuk tidak banyak berteman. Memilih untuk berkonsentrasi hanya pada kelas sekolah dan guruku. Alhasil aku di masa ini, menjadi anak yang pandai, juara kelas, teladan sekolah, hingga bahkan aku banyak mengantongi sertifikat prestasi untuk aku dan sekolahku. Di jam-jam hidupku, hanya ada aku dan nilai-nilai terbaikku di sekolah. 

CERITA YANG SENANG KUCERITAKAN

Jika ditanya, cerita apa dari kedua masa kecilku di atas yang paling ingin kuceritakan pada orang yang aku sayang di masa kini, pada diriku yang sekarang, pada calon anakku yang (insya Allah) akan kumiliki... Maka, aku akan memilih cerita tentang Masa Putih Merahku yang memiliki banyak kecerobohan dan kegagalan dari kebajikan.

Ini hanya jawaban jujur dari hati kecilku. Dan mengapa aku memilih senang menceritakan masa PUTIH MERAH ku yang penuh malapetaka dan kesalahan itu? Aku berpikir sejenak, mungkin karena :

• Aku dan PUTIH MERAH adalah cerita di mana aku masih memiliki banyak emosi tanpa berpikir terlalu panjang dan takut salah. Aku sering kalah oleh emosi-emosi itu, tapi juga sering jera oleh ketakutan-ketakutan yang aku hadapi saat itu.
• Aku dan PUTIH MERAH adalah cerita di mana aku tak pernah mempunyai waktu untuk dibuk dengan fikiranku dan duniaku sendiri. Aku bahkan justru menghabiskan waktu dan ide ku untuk merusak dan ikut campur dengan cerita dan rahasia orang lain. Masa kanak-kanak yang tulus,kan?
• Aku dan PUTIH MERAH adalah cerita dimana orang lain banyak yang memusuhiku hingga dengan lantang menyebutkan kejelekan aku dan hal-hal yang mereka nilai dari aku. Yang meski aku pura-pura tak perduli, kalimat mereka banyak juga yang menempa pemikiranku tentang diriku sendiri.
• Aku dan PUTIH MERAH adalah cerita dimana aku banyak mencari taktik baru untuk mengeksplor potensi dan kelemahan yang bisa kumasuki untuk bisa mencari kepuasan tersendiri ketika berani menantang nyali sendiri.

Lalu satu quote pun terpajang di depanku lagi :

Ada orang yang menghabiskan hidup tanpa pernah sekali pun mencoba melakukan hal-hal baru, karena mereka takut gagal. Yang tidak mereka sadari adalah, walaupun orang pemberani tidak hidup abadi, orang yang selalu berhati-hati malahan tidak pernah hidup sama sekali.