Malam itu, aku sedang membaca novel kegemaranku seperti malam-malam sebelumnya. Dan, itu pun di sambil kirim-kirim SMS dengan sahabat ajaib.
18.47 : Sahabat
Wah zi seneng bisa bikin seneng orang
18.48 : Aku
Bagus tuh. Yg penting zi tulus bikin seneng yang disini. ^-^v betul?
18.53 : Sahabat
Oh maksudnya tanpa mengharapkan apapun dari wid? Iya zi tulus klo itu yang wid inginkan
18.56 : Aku
Hoho. Koq rada aneh nadanya ya. Radarku berkata ada unsur keterpaksaan menyetujui maklumatku tentang tulus. ^-^v xixi. Ada apa zi? Cerita dunk?
19.21 : Sahabat
Wid, tulus itu gak bisa dibuktikan dengan perkataan, lidah bisa berbohong, tapi perbuatan yang mampu membuktikannya. Di dunia ini, zi yakin gak ada satu pun tanpa tujuan…
19.22 Aku
Oh. Gitu yah. Hm
19.33 : Sahabat
Kalo kamu tulus wid?
19.36 : Aku
Kalo aq zi? Aq tulus banget! Tapi aku payah urusan nebak orang lain. Buktinya aq kehilangan banyak hal karena itu juga. ^-^v hehe
19.44 : Sahabat
Zi yakin wid tulus banget. Kamu terlalu gampang percayaan wid orangnya, menurut zi
19.46 : Aku
He eh. Kamu betul zi. Aq gampang percayaan. Jadi gampang kehilangan. Gampang juga mengikhlaskan. Hmm…
20.08 : Sahabat
Kmu klo begitu terus wid, berada dalam posisi yang lemah dan mudah dipermainkan. Kmu harus hati-hati dan curigaan terhadap orang baru. Orang tidak dikenal yang terlalu ramah adalah orang yang paling jahat, dan don’t judge the book by the cover.
20.11 : Aku
Hffh.. Benar juga.
Tapi zi, aq percaya, aq punya malaikat ku sendiri. Sama halnya seperti kmu juga punya. Dan malaikatku adalah penjagaku. Aq senang dengan itu. Dan diriku sendiri.
::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: :::
^__^v dialog yang penuh khayal yah? Itulah kehebatan kata, bisa menyihir sekalipun tak pernah bisa ada bicara dari wajah ke wajah, tapi sahabat tetap mampu bicara dari hati ke hati. Aku selalu membayangkan, seperti apa dunia yang ada difikiranku, jika didatangi oleh fikiran dari dunia yang lain. Entah dunia itu sama sekali berbeda, atau bahkan dunia itu sama-sama penuh khayal. Aq berharap, mereka tidak langsung menghina khayalanku apalagi memporakporandakan duniaku.
Di dunia yang aku punya, memang aku memiliki malaikat ku sendiri. Dia mirip seperti lumba-lumbaku tapi bukan peliharaan. Dia mirip mawarku tetapi bukan tanaman hias. Dia mirip merpatiku, tapi bukan kurir. Malaikat itu bagian dari nurani, bagian dari bahasa paling bersih dan jujur. Dan malaikatku tak menjauh dari ku apapun kesalahan terburuk yang aku perbuat.
Jika segala tingkah laku, segala ujian, dan segala keputusanku di ibaratkan peran di panggung kehidupanku yaitu Bumi. Maka malaikatku akan selalu mengitari dan melindungi ku, ibarat bulan yang tak bosan memutari bumi tanpa mengeluh.
Wah zi seneng bisa bikin seneng orang
18.48 : Aku
Bagus tuh. Yg penting zi tulus bikin seneng yang disini. ^-^v betul?
18.53 : Sahabat
Oh maksudnya tanpa mengharapkan apapun dari wid? Iya zi tulus klo itu yang wid inginkan
18.56 : Aku
Hoho. Koq rada aneh nadanya ya. Radarku berkata ada unsur keterpaksaan menyetujui maklumatku tentang tulus. ^-^v xixi. Ada apa zi? Cerita dunk?
19.21 : Sahabat
Wid, tulus itu gak bisa dibuktikan dengan perkataan, lidah bisa berbohong, tapi perbuatan yang mampu membuktikannya. Di dunia ini, zi yakin gak ada satu pun tanpa tujuan…
19.22 Aku
Oh. Gitu yah. Hm
19.33 : Sahabat
Kalo kamu tulus wid?
19.36 : Aku
Kalo aq zi? Aq tulus banget! Tapi aku payah urusan nebak orang lain. Buktinya aq kehilangan banyak hal karena itu juga. ^-^v hehe
19.44 : Sahabat
Zi yakin wid tulus banget. Kamu terlalu gampang percayaan wid orangnya, menurut zi
19.46 : Aku
He eh. Kamu betul zi. Aq gampang percayaan. Jadi gampang kehilangan. Gampang juga mengikhlaskan. Hmm…
20.08 : Sahabat
Kmu klo begitu terus wid, berada dalam posisi yang lemah dan mudah dipermainkan. Kmu harus hati-hati dan curigaan terhadap orang baru. Orang tidak dikenal yang terlalu ramah adalah orang yang paling jahat, dan don’t judge the book by the cover.
20.11 : Aku
Hffh.. Benar juga.
Tapi zi, aq percaya, aq punya malaikat ku sendiri. Sama halnya seperti kmu juga punya. Dan malaikatku adalah penjagaku. Aq senang dengan itu. Dan diriku sendiri.
::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: :::
^__^v dialog yang penuh khayal yah? Itulah kehebatan kata, bisa menyihir sekalipun tak pernah bisa ada bicara dari wajah ke wajah, tapi sahabat tetap mampu bicara dari hati ke hati. Aku selalu membayangkan, seperti apa dunia yang ada difikiranku, jika didatangi oleh fikiran dari dunia yang lain. Entah dunia itu sama sekali berbeda, atau bahkan dunia itu sama-sama penuh khayal. Aq berharap, mereka tidak langsung menghina khayalanku apalagi memporakporandakan duniaku.
Di dunia yang aku punya, memang aku memiliki malaikat ku sendiri. Dia mirip seperti lumba-lumbaku tapi bukan peliharaan. Dia mirip mawarku tetapi bukan tanaman hias. Dia mirip merpatiku, tapi bukan kurir. Malaikat itu bagian dari nurani, bagian dari bahasa paling bersih dan jujur. Dan malaikatku tak menjauh dari ku apapun kesalahan terburuk yang aku perbuat.
Jika segala tingkah laku, segala ujian, dan segala keputusanku di ibaratkan peran di panggung kehidupanku yaitu Bumi. Maka malaikatku akan selalu mengitari dan melindungi ku, ibarat bulan yang tak bosan memutari bumi tanpa mengeluh.
::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: :::
Letupan hati Kugy mendadak seperti dibanjur air dingin. Padam. Air mukanya seketika berubah, meski ia berusaha tampil tenang.
" Buat orang yang nggak tahu kamu, cerpen kamu itu mungkin bagus. Tapi saya merasa dongeng-dongeng kamu jauh lebih otentik, lebih orisinal, dan lebih mencerminkan kamu yang sebenarnya. Dalam cerpen itu, saya tidak menemukan diri kamu. Yang saya temukan adalah penulis yang pintar merangkai kata-kata, tapi nggak ada nyawa," sambung Keenan lagi.
*** *** *** *** ***
Kugy terduduk tegak. Membuka majalah yang memuat cerpennya, dan mulai membaca dari awal hingga akhir. Lalu ia menyalakan komputer, membuka salah satu file dongengnya, dan juga membacanya dengan saksama. Kugy mulai menyadari sesuatu. Dalam dongengnya, ia seolah berlari bebas, sesuka hati. Dalam cerpen itu, ia seperti berjalan meniti tali, berhati-hati dan penuh kendali. Dan ada satu perbedaan yang kini menjadi sangat jelas baginya : dalam dongengnya ia bercerita untuk dirinya sendiri, sementara dalam cerpennya ia bercerita untuk memuaskan orang lain.
::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: :::
Dee / Perahu Kertas / Bab Hunusan Pedang Es
15 comments:
ini novelnya dee_dee yang kapal kertas?
Skydrugz :
::: yang atas, itu kisahku dan teman ku ^-^
::: yang bawah, itu dari Dee, menyerupai inspirasi artikelku kali ini ^-^
berkunjung dengan senyuman....
You MyGuardian angel yaaaa sip2
aku juga gitu.. like u said :
"gampang percayaan. Jadi gampang kehilangan. Gampang juga mengikhlaskan. Hmm…"
aku sering banget kecewa karna masalah kepercayaan.. sering banget kepercayaan yg udah dikasi mlh menghianati nya.../ huaaaa
(curhat!) hehehehehe..
malaikat penjaga ku siapa ya?? :((
Datang mengambil oleh2...wah keren dialog sahabatx wied...seseorang yg gampang percaya itu bgi pendapat qw hatix lembut dan mudah trsentuh dalam hal apa pun...!!!
Mendapatkan suatu kepercayaan memang susah non, tapi menurut bang Pendi jangan memulai sesuatu dengan pandangan negatif apalagi dalam persahabatan...mulailah dengan pikiran positif ato berilah sebuah kepercayaan namun tidak berlebihan sambil dipantau apakah dia bisa pegang kepercayaan yang kamu beri...
Eh...kayaknya ngaco ya...
salam hangat!
kata-kata nya imaginatif sekali sist.. aku senang deh ngebacanya.. bisa menambah inspirasi dalam permainan kata sebab itu gak gampang lho.. kedengarannya simple tapi menemukan kata yang pas dalam sebuah "permainan" kalimat.. itu adalah hal yang sulit..
keep posting sist.. :)
oo baca perahu kertas toh.
.... sahabat sejati... takkan pernah mati....
Kunjungan malam....sahabat adalah kata hati
Dee: filosopis namun sebagian perasaanku menolaknya. kata-katanya hanya rangkaian kata...sayangnya bukan sesuatu yang menjadi bagian dirinya...
jangan-jangan seperti malaikat di :
http://pradna.cahbag.us/2010/05/rembulan-tenggelam-di-wajahmu-tere-liye.html
^_^v
ketika pembaca menemukan realitanya
kata-kata menjadi hambar seketika
kerana kebijaksanaan adalah nyata
lahir dari tapa yang lama
mungkin tak banyak pembaca
yang terlalu pemilih merasa
jadi syah saja jika
akhirnya merasa terhempas kata
yah, tak banyak juga
hanya satu dua saja
^^
Post a Comment