Banyak yang mengatakan Arasy berada di atas langit ke tujuh. Kalau itu benar, maka sikap kita yang berdoa dengan cara menengadah dapat dimaknai “Allah berada di atas sana’.
Seberapa luaskah langit di atas sana sehingga mampu mewadahi zat Allah? Jika kita mengakui Allah berada di langit, berarti kita menolak eksistensi Allah di bumi. Apa iya?
Ada yang memahami Tuhan berada di surga sehingga jamak bila mereka berkata “yang di atas” sebagai kata ganti Tuhan.
Pertanyaannya, jika Allah memang betul tinggal di surga, maka konsep Allahu Akbar dalam Islam tidak masuk dalam pemahaman ini. Jika Allah berada di surga, berarti surga lebih besar daripada Allah.
Ada yang mengatakan Allah ada di hati kita, bahkan dikatakan Allah lebih dekat daripada urat leher seorang hamba.
Kalau begitu, maka orang bisa saja berkata, kalau begitu Allah itu lebih dari satu sehingga Dia berada di setiap hati manusia. Padahal Islam jelas mengatakan Allah itu Esa. Berarti konsep Allah ada dihati kita tak dapat diterima.
Renungkanlah sejenak saja dialog dari Imam Ali Bin Abi Thalib k.w. yang diucapkan kepada sekelompok pendeta Yahudi.
“Aku sudah tahu apa yang kalian tanyakan dan kamu bantah, dan sekarang aku katakan bahwa Allah Azza wa Jalla yang mengadakan ‘mana’(tempat), karena itu ‘mana’ tidak berarti bagiNya. Dia sangat tinggi untuk diliputi tempat. Dia ada di segala tempat tanpa bersentuhan dan bergandengan. Dia mengetahui segala yang ada padanya. Tidak ada sesuatupun yang lepas dari pengawasan-Nya. Dan akan kuberitahukan kepada kalian tentang yang ada di dalam salah satu kitab kalian yang membenarkan apa yang kukatakan tadi, jika kalian tahu apakah kalian percaya?”
Mereka menjawab, “Silakan!” Imam Ali meneruskan, “Tidakkah kalian membaca dalam sebagian kitab kalian bahwa Musa bin Imran a.s. suatu hari pernah duduk,
tiba-tiba datang kepadanya Malaikat dari arah timur, lalu Musa a.s. bertanya, ‘darimana kamu datang?’
Malaikat menjawab, ‘Dari Allah Swt.’
Kemudian datang lagi dari arah barat, dan Musa a.s. bertanya, ‘Dari mana kamu datang?’
Malaikat menjawab, ‘Dari Allah Swt.’
Kemudian datang lagi Malaikat dari langit ketujuh, dan berkata, ‘Aku datang kepadamu dari langit ketujuh, dari Allah.’
Dan datang pula Malaikat lain yang berkata, ‘Aku datang dari bawah bumi yang paling bawah, dari Allah.’
Lalu Musa a.s. berkata, ‘Mahasuci yang tiada tempat kosong dariNya dan tiada satu tempat yang lebih dekat kepadaNya daripada tempat yang lain.’”
Mendengar jawaban Imam Ali k.w., orang-orang Yahudi itu kemudian berkata, “Kami bersaksi bahwa itu benar!”
Pertanyaan “di mana” dengan demikian hanya bisa dikenakan pada sesuatu yang berada di dalam ruang. Padahal yang terjadi pada Allah Swt. adalah sebaliknya : ruang itulah yang berada di dalam Allah! Demikian juga Allah Swt. tak terikat waktu karena Allah Swt. tidak berada di dalam dimensi waktu, tetapi sebaliknya dimensi waktu itulah yang berada di dalam Allah Azza wa Jalla. Allah Swt. adalah kemutlakan bagi dimensi ruang dan waktu.
---------------------------------------------------
“Dan kepunyaan Allah lah kerajaan langit dan bumi dan kepada Allah lah kembali (semua makhluk),” (Q.S. An-Nur [24]:42).
“Kepunyaan Allahlah apa yang dilangit dan apa yang di bumi, dan adalah (pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala sesuatu,” (Q.S. An-Nisa [4]:126).
---------------------------------------------------
Sahabat pembaca blog Wiedesignarch. Posting ini tercipta karena inspirasi tulisan seorang pezikir yang diakui kalangan (Ustaz Arifin Ilham) sebagai pezikir istikamah. Beliau adalah Asfa Davy Bya yang pada saat diterbitkan tulisan ini, adalah Pemimpin Redaksi Majalah Az-Zikra. Tulisan ini tersimpan di buku koleksi bacaan penulis Blog ini, dengan judul buku : Sebening Mata Hati, Oase Penyejuk Jiwa dan Pikiran.
Sahabat, jadikan diri kita tidak hanya cerdas secara material dan ilmu pengetahuan intelektual semata. Jadikan diri kita, juga cerdas secara spiritual dan emosional. Maka, dengarkan selalu apa suara nurani yang terbisik di sana, dan sampaikan rohani yang kaya ilmu untuk mendengarkannya.
---------------------------------------------------
Seberapa luaskah langit di atas sana sehingga mampu mewadahi zat Allah? Jika kita mengakui Allah berada di langit, berarti kita menolak eksistensi Allah di bumi. Apa iya?
Ada yang memahami Tuhan berada di surga sehingga jamak bila mereka berkata “yang di atas” sebagai kata ganti Tuhan.
Pertanyaannya, jika Allah memang betul tinggal di surga, maka konsep Allahu Akbar dalam Islam tidak masuk dalam pemahaman ini. Jika Allah berada di surga, berarti surga lebih besar daripada Allah.
Ada yang mengatakan Allah ada di hati kita, bahkan dikatakan Allah lebih dekat daripada urat leher seorang hamba.
Kalau begitu, maka orang bisa saja berkata, kalau begitu Allah itu lebih dari satu sehingga Dia berada di setiap hati manusia. Padahal Islam jelas mengatakan Allah itu Esa. Berarti konsep Allah ada dihati kita tak dapat diterima.
Renungkanlah sejenak saja dialog dari Imam Ali Bin Abi Thalib k.w. yang diucapkan kepada sekelompok pendeta Yahudi.
“Aku sudah tahu apa yang kalian tanyakan dan kamu bantah, dan sekarang aku katakan bahwa Allah Azza wa Jalla yang mengadakan ‘mana’(tempat), karena itu ‘mana’ tidak berarti bagiNya. Dia sangat tinggi untuk diliputi tempat. Dia ada di segala tempat tanpa bersentuhan dan bergandengan. Dia mengetahui segala yang ada padanya. Tidak ada sesuatupun yang lepas dari pengawasan-Nya. Dan akan kuberitahukan kepada kalian tentang yang ada di dalam salah satu kitab kalian yang membenarkan apa yang kukatakan tadi, jika kalian tahu apakah kalian percaya?”
Mereka menjawab, “Silakan!” Imam Ali meneruskan, “Tidakkah kalian membaca dalam sebagian kitab kalian bahwa Musa bin Imran a.s. suatu hari pernah duduk,
tiba-tiba datang kepadanya Malaikat dari arah timur, lalu Musa a.s. bertanya, ‘darimana kamu datang?’
Malaikat menjawab, ‘Dari Allah Swt.’
Kemudian datang lagi dari arah barat, dan Musa a.s. bertanya, ‘Dari mana kamu datang?’
Malaikat menjawab, ‘Dari Allah Swt.’
Kemudian datang lagi Malaikat dari langit ketujuh, dan berkata, ‘Aku datang kepadamu dari langit ketujuh, dari Allah.’
Dan datang pula Malaikat lain yang berkata, ‘Aku datang dari bawah bumi yang paling bawah, dari Allah.’
Lalu Musa a.s. berkata, ‘Mahasuci yang tiada tempat kosong dariNya dan tiada satu tempat yang lebih dekat kepadaNya daripada tempat yang lain.’”
Mendengar jawaban Imam Ali k.w., orang-orang Yahudi itu kemudian berkata, “Kami bersaksi bahwa itu benar!”
Pertanyaan “di mana” dengan demikian hanya bisa dikenakan pada sesuatu yang berada di dalam ruang. Padahal yang terjadi pada Allah Swt. adalah sebaliknya : ruang itulah yang berada di dalam Allah! Demikian juga Allah Swt. tak terikat waktu karena Allah Swt. tidak berada di dalam dimensi waktu, tetapi sebaliknya dimensi waktu itulah yang berada di dalam Allah Azza wa Jalla. Allah Swt. adalah kemutlakan bagi dimensi ruang dan waktu.
---------------------------------------------------
“Dan kepunyaan Allah lah kerajaan langit dan bumi dan kepada Allah lah kembali (semua makhluk),” (Q.S. An-Nur [24]:42).
“Kepunyaan Allahlah apa yang dilangit dan apa yang di bumi, dan adalah (pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala sesuatu,” (Q.S. An-Nisa [4]:126).
---------------------------------------------------
Sahabat pembaca blog Wiedesignarch. Posting ini tercipta karena inspirasi tulisan seorang pezikir yang diakui kalangan (Ustaz Arifin Ilham) sebagai pezikir istikamah. Beliau adalah Asfa Davy Bya yang pada saat diterbitkan tulisan ini, adalah Pemimpin Redaksi Majalah Az-Zikra. Tulisan ini tersimpan di buku koleksi bacaan penulis Blog ini, dengan judul buku : Sebening Mata Hati, Oase Penyejuk Jiwa dan Pikiran.
Sahabat, jadikan diri kita tidak hanya cerdas secara material dan ilmu pengetahuan intelektual semata. Jadikan diri kita, juga cerdas secara spiritual dan emosional. Maka, dengarkan selalu apa suara nurani yang terbisik di sana, dan sampaikan rohani yang kaya ilmu untuk mendengarkannya.
---------------------------------------------------
44 comments:
wah keren mba wid^^
betul sekali kita mesti pintar
mesti tahu apa yang kita imani
apa yang kita yakini itu
dan mempertanggungjawabkannya kelak
selamat pagi mba,..terima kasih untuk perenungannya pagi ini.
semoga menambah keimanan kita kepada Allah SWT
Betul juga ya...!! Kadang ga Bisa di fikir sgacara logis keberadaan Tuhan...Tapi kenyataannya memang bgitu,,.! Tuhan Ada di atas , Tuhan dekat di hati kita dan tuhan berada dimana mana. Yang slalu memantau dan mengatur setiap nafas dari makhluknya!!!
nice... tq sist :D
hmm,postinganmu kali ini lebih darai sekedar menarik.hehheheh ajarin blue dong
salam hangat dari blue
Tuhan ada di hati, terutama orang yang beriman ...
kunjungan siang hari ...
@chikarei : benar yah, bagian mempertanggungjawabkan ilmu kita, itu yang sering kelupaan ^-^
@Senja : semoga, Amin Ya Rabb ^-^
@Chugy : waspadalah, anda dipantau, hehehe^-^
@Calakan : makasih udah menuhi request ku ^-^ hihi
@bluetunderheart : heu,,, ada yang merendah niy ^-^
@Joe : Terimakasih kunjungannya ^-^v
wah hebat banget yah wid tulisanmu ^____^
ADuh.....klo aku sih yakinnya Tuhan ada dimana2 terutama di hati manusia...kayanya ga cuma diatas deh hhe.....
======================================
Oiya klo masalah postinganku emank dari dulu udah ngawur N ga pernah nyambung jadi mohon dimaklumin aja hhe......udah banyak koQ yg bilang bgitu hhe....
Happy Friday....
Allah sangat dekat, bahkan lebih dekat DIA dari dekatnya hitam mata kepada putihnya, atau dari urat nadi kepada denyutnya. Subhanallah, itulah Allah Tuhan kita, kepadaNYA kita semua akan dikembalikan
@Ria : lho.... kamu lebih hebat tho,,, xixi
@Ferdinand : hihihihi... bukan ngawur kali??? emang moody mungkin??? ^_^v.. aku gak komplen kok,,, hehehehe
@mba winny : Allahu Akbar ya Mbak Winny... ^-^
Tulisan yg bagus sekali mbak... Semoga saja bisa menambah keimanan-ku. Amin...
Saya jadi tahu mbak :) Ternyata alam semsta ini ada di dalam Allah SWT. "dimana" itu sangat kecil bagi Sang Khalik. Trims mbak atas infonya.
@catatan-kecilku : ilmu akan selalu ada untk dibagi, dan dihayati brg2. Ya kan? Hehe
@anggi z. : sama2 baru tahu, setelah tulisan ini. Semoga amanah yah... Salam...
Ya pasti ada kawan.
Yakin satus persen
Berkunjung siang
@tomo : 100 persen adalah mutlak. Makasi bang tomo. Hehe. Gmana sidoarjo?
@uswah : waalaikum salam. Hehehe. Monggo2.
kebiasaan euy c teteh,bikin postingan yang keren buanget...beda banget lah sm c aq yg males posting n oeL...wkwkwkwk
masih byk tugas kul juga ini teh tp disempetin oeL abis byk yg protes sm yg tukeran banner n link yg blm dipsang balik huffftttt, gbs kaya teh wied nie yg rajin kerja plus ngeblog jg,,,turuninlah teh sifat enerjiQnya sm aq,,xixixixi
ywd ya teh aq bayar utang dl k yg lain...huhuhu
Tuhan ada dimana2....
beberapa hari absen banyak postingan menarikmu jadi terlewatkan.. terimakasih ilmunya sangat bermanfaat...
@rinda : kamu ini, cantik2 koq byk utang. Wkwkwkw... Haha, jgn mendramatisir dah. Masa segitunya, hahaha
@sang-cerpenis-bercerita : makasi ya mb fanny dah absen dsini. Hehe
@triz : ayo. Jangan bolos absen lagi yah. Pasti dikasi postingan kalo ga gempor. Hi2...
pencerahan yang indah
Hatiku jadi sejuk baca posting ini
makasih mb,,,
TUHAN wajib berbeda dengan makhlukNya ya, Kalo sama ya Bukan Tuhan Namanya, Apalagi diatas, hihihihihi... Tentu Syirik ya Mbak menyamakan atau mengatakan Tuhan itu diatas dengan makna Atas adalah Tempat...
Mantab dan Rancak Sekali Mbak Postingannya.
Buwel Sangat Suka...
Tuhan bersifat Mukholafatu lil Khawaditsi, Mustahil bertempat dan Berwaktu...
Yang Menghembuskan Faham Tuhan Diatas dengan Makna Tempat dan menyebarkan Faham ini adalah Kaum Wahabi, Katanya berlandaskan Q.S Thoha ayat 5. Dan yang tak setuju dengan pendapat ini Adalah bid'ah, kata Mereka.
Padahal sangat tak masuk akal sekali kalau faham ini diikuti... Meski berlandaskan Kalam Ilahi tapi dimaknai malah menodai Nurani...
Dan saya setuju sekali dengat pendapat Saudari, Tuhan tak berruang tak berwaktu tak diatas tak dibawah, disamping, diselatan atau arah lainnya, tak bersusun. Intinya La ilaha illallohu wahdahu La syarikalah.... :-))
Salam kenal.
Nice Religi Posting. Anyway...sulit banget menyimak artikel dgn teks warna putih dan wallpaper warna biru muda seperti ini (maaf jk salah sebut nama warnanya..). Bisa2 minus mata nambah neh. he he he...!
BTW...thanks sdh berkunjung d t4-ku sis. O,ya si 'Budi itu bukan hanya SEPERTI murid-ku, dia juga teman-ku dan guru-ku. Krn ada saat2 tertentu yg jutru aku yg berguru padanya. he he he..
Salam kreatifitas
@nietha : subhanallah, indah itu milikNya saja...
@sun's : comment mu sejukkan ku juga. Hehe
@eysa : bner bget. Jelas Tuhan berbeda dengan ciptaanNya.
@buwel : oh, iya, betul. Aq jadi teringat juga. Makasih yah.
@achen : wah, tambahan ilmu luar biasa darimu.
Bentar ada ungkapan kmu yg pgen kuingat :
berlandas kalam Ilahi tapi menodai nurani
wah indah sekali bahasa kritikmu.
Rupanya begitu asal mula Tuhan disebut yg diatas. Pasalnya, aq lihat org memperagakan Allah seakan ada di atas. Dan teman2 lain sering berkata : yang di atas.
Oh oh. Penjelasanmu kupahami.
Lama nggak mampir ke warung mbak hehehe
Keren mbak renungannya hari ini, makin sukses ya mbak
@sriayu : wah, bu guru yg rendah hati. Hehe. Pastilah bijaksana.
@aguestri : eh si eneng. Mw pesen apa? Pisang? Semur? Wkwk
kita memang mesti tw apa yg kita imani... jgn sampai kt ikut2an doang...
salam alaik wiwied..
very nice entry..
kali pertama dtg sini..
trima kasih sudi bertandang blog cikti..
@skydrugz : makanya aq sneng bget ptama x dpat ilmu ini
@cikti : waalaikum salam mba. Makasi juga sudah berkunjung balik.
waahhhh menggugah hati ni tulisannya...untung saja tidak menggugah nafsu makan bisa kumat lagi nih doyan nyamilnya...hehehehehe ^_~
Postingan yang oke nih.
Mmebuka hati kita secara lebih bijak.
Nice!
Salam kenal :)
Setuju!
Tuhan itu gak hanya ada Diatas, tapi ada dimana2, bahkan di hati kita :)
wah nice...
berisi bgt artikelny :)
Alhamdulillah..
dzat Allah itu ghoib jadi suLit kaLo diLihat dari persepsi rasionaLitas, mungkin jawabnya ada dihati masing-masing.
kereeeeennn...!!!
makacih dah bagi2 ilmu ^^
Hayy.. maap berjuta2 maap neh baru datang berkunjung. Setelah membaca postingan tersebut di atas..., aku cuma punya satu keyakinan ajah. Allah Maha Satu lagi Maha Segala-galanya. Sulit sekali bila kita berusaha mencari tau.. Apa dan Bagaimana dalam kajiannya. Yang ada malah khawatir aku jadi error karena ga ketemu jawaban yang pasti... ^ ^V
tuhan gag cuma di atas tp dmn2..hehe
hmmm.
catatan'a bagus .
menarik sekali membaca tentang sebuah misteri yang tidak mungkin bisa dipecahkan dengan logika manusia melainkan dengan nurani kita. makasih... :))
Post a Comment